Napak Tilas Angka ’05 dalam Teks Proklamasi

Keyword : Mengapa di teks proklamasi angka '05 bukan '45?

Rating : (3 out of 5)

Arti Teks proklamasi- Apakah Anda pernah mengamati teks proklamasi dengan cermat? Apabila Anda jeli, pastinya ada bagian yang akan membuat dahi Anda berkerut. Bagian yang dimaksud ini berada bawah sesudah teks Proklamasi dan sebelum tanda tangan Bung Karno. Bagian yang menunjukkan penulisan tempat dan waktu kemerdekaan Indonesia diproklamirkan inilah yang menimbulkan kejanggalan pada kebanyakan orang, setiap kali membacanya.

Salah-salah, malah bisa menimbulkan kekeliruan yang berujung tertawaan, seperti yang pernah dilakukan mantan Ketua DPR RI 2006, Agung Laksono. Kala itu, ia menyebut “hari 17, bulan 9, tahun 05” yang sontak membuat hadirin dalam upacara Kemerdekaan di Istana Merdeka terkekeh, karena dipikirnya beliau salah membaca. Nah, jika Anda penasaran dengan keanehan ini, yuk, napak tilas sejenak perihal teks proklamasi berikut ini:

Bentuk teks proklamasi

1. Teks proklamasi klad

Teks proklamasi sejatinya terdiri atas 2 bentuk, yang telah mengalami perubahan. Bentuk pertama disebut sebagai naskah Proklamasi Klad, yaitu teks proklamasi asli yang ditulis tangan oleh Bung Karno. Tak hanya sumbangan pemikiran Bung Karno, isi naskah ini juga merupakan buah pikiran dari Bung Hatta dan Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Jika Anda ingin melihat langsung tulisan tangan Bung Karno dalam dokumen dan bukti sejarah ini, silahkan datang langsung ke Jakarta tepatnya ke Monumen Nasional (Monas) yang merupakan tempat penyimpanan naskah ini.

2. Teks proklamasi otentik

Bentuk teks proklamasi yang kedua adalah yang disebut dengan teks proklamasi otentik. Naskah proklamasi ini merupakan naskah yang telah mengalami perubahan dari bentuk yang ditulis tangan oleh Bung Karno. Secara isi, naskah otentik ini tidak berbeda dengan yang ditulis Bung Karno, akan tetapi terdapat beberapa penyempurnaan kata dan terlihat lebih rapi karena berupa ketikan. Mohamad Ibnu Sayuti Melik atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sayuti Melik adalah orang yang telah berjasa mengetik naskah proklamasi ini.

Perihal angka ’05 dalam teks proklamasi

Kedua bentuk teks tersebut memiliki isi dan penulisan tahun yang sama, yaitu tahun ’05. Nah, hal inilah yang menimbulkan banyak pertanyaan di benak bangsa Indonesia. Bukankah Indonesia merdeka pada tahun 1945? Bukankah semestinya yang tertulis adalah angka ’45, bukan ’05? Logika Anda memang benar, namun perlu diketahui bahwa pada masa itu Indonesia masih berada di bawak pendudukan Jepang. Hal ini juga membawa pengaruh pada sistem penanggalan yang digunakan.

Kala itu, sistem penanggalan yang digunakan di Indonesia mengikuti sistem tahun penanggalan di Jepang. Pada waktu itu, Jepang mendarat di Indonesia tahun 1941 Masehi yang berarti sama dengan tahun 2601 pada tahun Sumera, tahun penanggalan Jepang. Jadi, saat Bung Karno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 Masehi, berarti sama dengan tahun 2605 menurut tahun Sumera. Inilah mengapa dalam naskah proklamasi tersebut tertulis angka ’05, bukan ’45, karena diambil dua digit terakhir dari tahun 2605.

Sekarang, tentunya Anda sudah paham mengapa tidak ada angka ’45 dalam naskah proklamasi. Jadi, Anda tidak perlu lagi tertawa jika nanti mendengar penyebutan tahun ’05 pada saat pembacaan teks proklamasi dalam upacara Kemerdekaan tanggal 17 Agustus karena itu bukanlah suatu kesalahan. Demikian edisi napak tilas sejarah teks proklamasi kali ini. Salam Dirgahayu Indonesia!

>>TINGGALKAN KOMENTAR<<