Pudan-Siregar crew - Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Susan Rice menegaskan pemerintahnya mendukung serangan militer Israel ke Jalur Gaza.
Kantor berita Reuters melaporkan, Kamis (15/11), pernyataan Rice itu disampaikan dalam rapat Dewan Keamanan PBB, Rabu, setelah rangkaian serangan ISrael ke Gaza menewaskan Ahmad al-Jaabari, komandan Brigade Izzudin al-Qassam (sayap militer Hamas). "Israel, seperti juga negara lainnya, berhak mempertahankan diri dari serangan ganas Hamas," kata Rice.
Berbeda dengan sikap Rice, negara-negara Arab meminta Dewan Keamanan mengutuk gempuran negara Zionis itu ke Gaza.
Rice yang masih keturunan Yahudi itu mengatakan tak ada pembenaran atas Hamas dan organisasi teroris lainnya menyerang Israel. "Kami meminta serangan pengecut Hamas segera dihentikan," ujar Rice.
Mesir dan negara-negara Arab berencana mengadakan pertemuan darurat setelah serangan Israel ke Gaza itu. Diplomat Palestina mengatakan sedikitnya sembilan warga sipil Gaza tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan kemarin.
Israel mengklaim sedikitnya 768 roket telah diluncurkan dari Gaza tahun ini. Rice menuturkan serangan roket Hamas itu bisa mencederai upaya mengakhiri konflik di Timur Tengah. "Menyerang Israel akan membuat warga Palestina semakin jauh dari meraih kemerdekan," kata perempuan yang disebut-sebut akan menjabat menteri luar negeri Amerika berikutnya ini.
Tiga warga Israel dilaporkan tewas ketika roket mengenai dua bangunan di Kota Kiryat Malakhi kemarin pagi.
AMERIKA Serikat memberikan dukungan juga pada Israel untuk melancarkan serangan di Jalur Gaza dengan memberikan ijin penggunaan amunisi dan pasokan persenjataan Amerika Serikat yang berada di Israel.
Menurut keterangan dari sekretaris pers Pentagon, John Kirby, amunisi tersebut memang diletakkan di dalam wilayah Israel sebagai bagian dari program militer Amerika Serikat untuk menempatkan pasokan cadangan senjata yang disebut War Reserves Stock Allies-Israel (WRSA-I). Senjata-senjata itu akan digunakan dalam situasi yang darurat.
Dikabarkan Al Jazeera, Kamis (31/7), Amerika Serikat mengijinkan Israel mengakses cadangan senjatanya berupa granat 40 mm dan mortar kaliber 120 mm.
Kedua amunisi itu telah berada dalam WRSA-I selama beberapa tahun, jauh sebelum krisis saat ini, kata Kirby.
Ia menambahkan, seluruh cadangan senjata yang berada dalam WRSA-I telah memenuhi syarat hukum.
Amerika Serikat berkomitmen untuk menjaga keamanan Israel, dan sangat penting untuk kepentingan nasional Amerika Serikat untuk membantu Israel mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat dan siap, sambungnya.
Diketahui, Israel melancarkan serangan ke wilayah Gaza sejak sekitar tiga pekan terakhir dengan dalih untuk meredam ulah kelompok Hamas.
Kendati sempat terjadi beberapa kali gencatan senjata temporer, serangan belum juga berhenti hingga saat ini. Padahal sejumlah negara dan organisasi internasional telah mengecam serangan yang telah menelan korban jiwa sekitar 1.300 jiwa itu
Komentar
Posting Komentar